Teori Kepemimpinan – Seperti yang kita tahu setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, namun bekal dasar jiwa kepemimpinan tersebut harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk memimpim suatu perusahaan, proyek, organisasi ataupun sebuah instansi agar seluruh kinerja bisa tersistem dengan baik.
Untuk menjadi seorang pemimpin (leadership) maka dibutuhkan sebuah ilmu yang menjadi dasar dalam mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan dan mengawasi orang lain untuk dapat melakukan semua tugasnya sesuai target dan tepat sasaran. Nah, untuk lebih jelasnya simak pembahasan di bawah ini.
Pengertian Teori Kepemimpinan
Selain itu untuk menjadi seorang pemimpin harus mampu memahami lingkungan yang ada di sekitarnya serta masing-masing individu dalam suatu lembaga. Berdasarkan pengertian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa teori dalam kepemimpinan adalah generalisasi atas perilaku seseorang jika ia sedang memimpin.
Teori dalam kepemimpinan bisa juga disebut sebagai konsep memimpin, dalam konsep ini, individu yang memimpin dan menjalankan tugasnya dengan baik berdasarkan prinsip tertentu. Adanya pemimpin akan memberikan manfaat yang besar untuk suatu lembaga, sebab semua kegiatan dan rencana dapat berjalan baik dan bisa dipertanggung jawabkan.
Macam-Macam Teori Kepemimpinan
Terdapat enam teori kepemimpinan yang sering digunakan oleh seseorang dan menjadi acuan atas gaya dan konsep kepemimpinan mereka, berikut adalah penjelasannya secara lebih lengkap, yakni:
1. Teori Orang Hebat (Great-Man Theory)
Pemimpin yang hebat, menurut teori ini adalah orang yang memang terlahir untuk memiliki bakat pemimpin. Jadi pemimpin yang menggunakan teori ini menganggap bahwa pemimpin tidak dibentuk dengan keadaan, melainkan memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
Pernyataan tersebut berdasarkan konsep bahwa orang zaman dulu telah memilih sifat-sifat umum yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Sehingga mereka mengambil kesimpulan bahwa pemimpin yang hebat memang lahir secara khusus ke dunia, bukan dibentuk atau diproses oleh orang lain.
Dalam teori ini, Thomas Caryle mengatakan bahwa sejarah yang dilakukan oleh manusia memiliki sifat yang universal. Sejarah tersebut dibuat dan dibentuk oleh orang yang hebat yang kemudian menjadi pemimpin di era-era tersebut. inilah yang menjadi dasar dari konsep dan teori kepemimpinan orang hebat.
Namun teori ini mendapat bantahan yang cukup keras, terlihat dalam kasus Hitler yang menjadi pemimpin karena cobaan. Hitler sendiri bukan orang yang memiliki sikap memimpin yang baik sejak kecil, karena ia mendapatkan banyak penolakan dan pengasingan, maka ia bisa memiliki sikap pemimpin berdasarkan pengalamannya.
2. Teori Sifat (Trait Theory)
Berikutnya adalah teori sifat, yang merupakan teori dimana seorang pemimpin memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain khususnya mereka yang bukan pemimpin. Berbeda dengan teori sebelumnya dimana pemimpin lahir karena genetik, maka teori sifat mengabaikan konsep tersebut.
Pemimpin menurut teori sifat tidak dibentuk berdasarkan genetik, namun tidak juga karena dibentuk atau dilatih oleh orang lain. Jenkins, salah satu cendekiawan yang mendukung teori ini mengatakan bahwa terdapat sifat khusus yang menjadi ciri khas seorang pemimpin.
Beberapa sifat yang sering digunakan sebagai kualifikasi dalam teori kepemimpinan ini adalah garis keturunan yang dimiliki, tinggi badan bahkan kecerdasan seseorang. Bagian lainnya yang masih diperdebatkan adalah daya tarik yang dimiliki oleh seseorang, baik fisik atau sikap dan kharisma dari orang tersebut.
Max Weber juga mendukung konsep teori ini, dimana ia mengatakan bahwa charisma merupakan kekuatan revolusioner. Dengan charisma, seseorang bisa mengajak orang lain untuk melakukan pengabdian atau arahan yang diberikan pemimpin kharismatik.
3. Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories)
Teori selanjutnya adalah teori mengenai kepemimpinan situasional, dimana dalam konsep tersebut, tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat dan bisa digunakan oleh pemimpin di dunia secara umum. Dengan menggunakan teori ini, maka kepemimpinan dilakukan berdasarkan faktor-faktor tertentu.
Faktor tersebut tentu berbeda antara setiap orang, tergantung dengan kondisi wilayah, kualitas dan tim yang membantu pemimpin tersebut. Teori ini mulai diperkenalkan di ruang publik pada tahun 1969. Dalam teori tersebut, dikatakan secara rinci bahwa tidak ada gaya pemimpin yang tepat.
Gaya pemimpin yang benar dan ada di dunia adalah gaya memimpin berdasarkan adaptasi lingkungannya. Dengan begitu, lingkungan dan aspek lain yang melingkupi pemimpin membuat mereka memiliki gaya kepemimpinan yang khas atas suatu situasi.
Jika berdasarkan teori ini, maka dapat disimpulkan bahwa setiap pemimpin memiliki jenis dan gaya memimpin yang berbeda. Sebab latar belakang serta apa yang membentuk pemimpin tersebut, baik secara internal atau eksternal juga berbeda.
Baca juga : Pengertian Job Enlargement dan Job Enrichment
4. Teori Gaya dan Pelaku (Style and Behavior Theory)
Jika menggunakan teori gaya serta perilaku untuk menganalisis gaya kepemimpinan, maka kesuksesan yang diraih oleh seorang pemimpin berdasarkan perilaku yang mereka lakukan. Bisa juga karena sikap dan karakteristik yang dimiliki oleh pemimpin tersebut.
Dalam teori kepemimpinan ini dijelaskan bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin lembaga atau organisasi berdasarkan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin. Misalnya, sikapnya yang sering memotivasi bawahannya, jika dilakukan dengan tepat akan memberikan semangat dan sikap yang loyal pada pemimpin.
Komunikasi yang baik juga menjadi kunci untuk mereka yang ingin menggunakan gaya kepemimpinan ini. Dengan begitu, pemimpin bisa memberikan instruksi yang tepat bagi bawahan atau pengikutnya dengan lebih rinci dan demi keuntungan bersama.
Komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, umumnya dengan diskusi dan rapat evaluasi yang dilakukan secara rutin. Bisa juga dengan komunikasi gaya berstruktur dimana setiap pemimpin bagian bisa saling melaporkan.
5. Teori Transaksional (Transactional Theory)
Teori ini berkembang di tahun 70 sampa 80-an di dunia dan terus dikembangkan sejak saat itu. Di dalam teori transaksional, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu melakukan pertukaran dengan pengikut atau bawahannya.
Jika disimpulkan, pemimpin yang menggunakan teori kepemimpinan ini dapat dikatakan sebagai pemimpin yang lebih berfokus pada sosialisasi dan hubungan komunikasi dengan orang lain. sehingga setiap aturan atau keputusan yang ia miliki sudah dipertimbangkan dengan masak.
Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini biasanya melakukan perjanjian bilateral dengan pengikut atau perwakilan pengikutnya. Dimana setiap keputusan yang hendak dikeluarkan oleh pemimpin harus sepengetahuan dan sepersetujuan mereka.
Asosiasi yang dilakukan oleh pemimpin dan pengikutnya harus memberikan dampak yang baik, serta tidak menguntung salah satu pihak. Jika hanya satu pihak saja yang mendapatkan keuntungan, maka teori ini tidak bisa diaplikasikan dengan baik.
6. Teori Transformasional (Transformational Theory)
Teori transformasional adalah teori kepemimpinan yang cukup populer di era kehidupan modern ini. Dalam teori tersebut, ada dua cakupan aspek yang cukup penting untuk diperhatikan, yakni aspek relasi dan perubahan riil.
Dengan mempertimbangkan dua aspek tersebut, maka proses memimpin dapat berjalan dengan baik. Teori ini cocok untuk pemimpin yang butuh berhubungan dengan banyak orang, namun memiliki tujuan untuk mengangkat dan mendongkrak nama pemimpin atau pengikutnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa teori ini akan membantu pemimpin untuk mendapatkan nama baik dengan bantuan banyak pihak. Baik pemimpin dan pengikutnya akan saling mengangkat motivasi dan semangat untuk tujuan bersama.
Dalam teori kepemimpinan ini, subjek pemimpin yang digunakan adalah pemimpin yang sudah hidup dan berkembang di era modern. Sehingga dapat dikatakan, ia merupakan penyempurna dari teori-teori dan konsep kepemimpinan sebelumnya.
Baca juga : Pengertian Proaktif dan Reaktif
7. Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Dalam teori kontingensi beranggapan bahwa cara atau gaya yang tepat untuk memimpin harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Karena bisa jadi seseorang yang berhasil memimpin dalam situasi, kondisi dan tempat tertentu namun ketika dipindahkan ke posisi lain kinerja kepemimpinannya akan sangat menurun.
8. Teori Servant
Teori yang terakhir ini telah diperkenalkan sejak tahun 1970’an dan beranggapan bahwa seorang pemimpin yang baik harus mampu menjaga, melayani serta memelihara kesehatan mental dan fisik para para pengikutnya.
Bisa dikatakan pemimpin disini harus membantu dan mengutamakan mereka sehingga bisa mandiri dan berwawasan luas. Karena seorang pemimpin itu harus mampu berkontribusi penuh dalam mensejahterakan orang lain sebagai bentuk tanggung jawabnya secara sosial.
Jadi itulah beberapa teori kepemimpinan yang di kemukaan oleh para ahli dan perlu untuk Anda ketahui karena pada dasarnya sikap kepemimpinan seseorang bisa terbentuk baik dari bawaan, karena dilatih ataupun karena bertambahnya pengalaman. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply